UNTUK CLOSE : KLIK LINK IKLAN DI BAWAH 1 KALI AGAR MELIHAT FULL ARTIKEL ^^


Rabu, 09 Mei 2012

Darah Tinggi Bikin Pria Susah Ereksi

[imagetag]
Gangguan ereksi bisa dipicu oleh banyak hal, salah satunya hipertensi atau tekanan darah tinggi yang tidak tertangani. Namun saat hipertensi diobati, gangguan ereksi juga sering muncul sebagai efek samping dari beberapa jenis obat.

Ahli kardiologi dari Pusat Jantung Harapan Kita, dr Santoso Karo Karo, SpJP(K), MPH, FIHA, FAsSC membenarkan bahwa hipertensi merupakan salah satu faktor risiko gangguan ereksi. Faktor risiko lainnya adalah usia, kencing manis atau diabetes, serta kebiasaan merokok.

"Berbagai faktor risiko tersebut kalau sudah kronis bisa memicu yang namanya disfungsi endotel, atau kerusakan pada lapisan pembuluh darah yang paling dalam," kata dr Santoso saat berbicara dalam Pfizer Journalist Class di fX Plaza.

Disfungsi endotel bisa terjadi pada pembuluh darah yang ada di semua bagian, termasuk di kemaluan laki-laki. Jika pembuluh darah di bagian itu mengalami disfungsi endotel, maka dindingnya akan sulit mengalami relaksasi ketika menerima rangsang seksual.

Padahal untuk bisa ereksi, pembuluh darah di bagian penis harus mengalami relaksasi agar aliran darahnya bisa meningkat. Ketika penis sudah mengembang karena aliran darahnya sudah meningkat, maka akan ada katup yang menahan agar darahnya tidak segera mengalir ke bagian lain.

"Nah kalau dia tidak bisa bisa relaksasi, ya memble lah barang itu. Penyebabnya ya itu tadi. Usia, diabetes, hipertensi dan juga rokok yang kondisinya sudah kronis," kata dr Santoso.

Agar tidak sampai menyebabkan disfungsi endotel, dr Santoso mengatakan bahwa hipertensi harus diobati dengan benar. Kerusakan pada pembuluh darah maupun organ lain seperti ginjal sering dipicu oleh hipertensi yang dibiarkan berlarut-larut tanpa pengobatan.

Meski demikian, dr Santoso mengakui bahwa beberapa jenis obat hipertensi juga bisa memicu gangguan ereksi. Efek ini tidak muncul pada semua orang, sehingga kasusnya relatif jarang meski sesekali tetap bisa ditemui.

"Dokter yang baik sering tanya, 'Mas, ayamnya bagaimana, berkokoknya keras apa kurang?' Tapi kalau pasien menerima itu, take it for granted, ya sudah yang penting obatnya cocok. Baru kalau istrinya komplain suaminya kurang 'nendang', maka dokter perlu memilkirkan alternatif obat pengganti," kata dr Santoso.

sumber : detik health
#ad2fcb
◄ Newer Post Older Post ►


 

Copyright 2011 Hati yang Gembira is proudly powered by blogger.com | Design by BLog Bamz Published by Template Blogger